Choose Me, Boy (Bab I)

Hey, namaku Anne Mioline Laudians. Biasa di panggil Miline atau Ilin sama temen-temen.
Kata mama papaku sihh, aku perpaduan antara orang Barat, Betawi, sama Batak.
Tapi ntah kenapa mukaku gada mirip-miripnya kayak orang Barat, Betawi sama Batak.
Aku curiga, jangan-jangan aku hanyalah anak angkat mereka.
Ahh sudahlah, ga penting juga aku anak siapa...

Aku di paksa melanjutkan Senior High School-ku atau bahasa Indonesianya Sekolah Menengah Atas di Greenhill International High School.
Katanya sihh sekolah Greenhill ini sekolah terbaik dan terkenal di Indonesia.
Yahh, sebenernya sekolah itu ngga harus di tempat yang terkenal atau yang gimana gitu, yang penting kemauan diri sendiri untuk belajar aja, pasti nanti hasilnya bagus.
Aku mendapat kelas plus di sekolahku ini.
Berhubung yang punya sekolah adalah sahabat lamanya bokap, jadi aku mendapat perhatian khusus selama ada di sekolah itu.
Sebenernya, aku ga pengen di perlakukan khusus kayak gini.
Aku bisa kok meraih semua itu dengan prestasiku bukan karna yang punya sekolah adalah temen bokapku.
Aku ga pengen di perlakukan kayak gini, karna aku yakin nantinya bakal ada yang ga senang dengan semua ini.
Dan benar saja, sewaktu aku memasuki ruang kelasku, semua yang ada di dalam kelas melihatku dengan tampang sinis.
OMG, welcome to the hell lahh !

*

Selama beberapa hari aku duduk di bangku Greenhill tepatnya di kelas 10-A, aku masih belum terlalu dekat dengan temen-temen sekelasku yang berjumlah 20 orang.
Aku merasa segan sewaktu ingin mendekati mereka, karena mereka selalu memasang tampang sinis begitu melihatku.
Ahh, sungguh bener-bener ga enak banget di giniin..
Aku berpikir di dalam hati, apa yang salah denganku? Apa aku kelihatan mencurigakan atau menyeramkan? Apa aku terlalu sombong dan cuek?

Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku..
Langsung aku melihat ke belakang dan kudapati seorang murid laki-laki sedang tersenyum melihatku.
"Duhh, kenapa ngejutin gitu sihh? Gimana kalo tadi jantungku copot? Mau ganti ama jantung kamu, hah?", begitulah responku setelah laki-laki itu menepukku.
Bukannya dia menjawab pertanyaanku, ehh dia malah ketawa-ketiwi sendiri.
"Hahahahahaha, kamu ini lucu banget sihh kalo marah-marah kayak gitu", kata lelaki yang menepukku tadi.
"Lucu? Kamu kira aku ngelawak, hah? Ga ada yang lucu tau. Huhh !" teriakku.
"Hahahahahaha. Cantik-cantik galak amat yahh. Kalah ama singa yang lagi ngamuk. Hahahahahahaha. Aku Coli, kamu Anne kan?" kata lelaki itu sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman denganku.
Aku cuma masang tampang jutek dan ga ngerespon salam perkenalan dari lelaki itu.
"Masih marah yaa karena aku kejutin tadi? Maaf dehh, aku cuma bercanda kok. Aku cuma pengen tau kamu itu anaknya gimana. Ternyata kamu asik juga yaa, ga kayak yang di bilang temen-temen kalo kamu anaknya pendiam dan cuek."
"Ngga kok aku ga marah, ga penting juga marah-marah. Iya, aku Anne. Panggil aja aku Miline, itu nama panggilanku."
"Ohh Miline. Cantik yah namanya, sama kayak orangnya cantik."
"Ya ampun, gombalan jadul banget tuhh. Cuma tante-tante desperate aja yang kecantol ama gombalan kayak gitu. Hahahahahahahahah."
"Ihh, jahat banget. Di hargai lah aku gitu, udah berusaha buat baik sama kamu. Tega deh, ckckckckck."
"Hahahahahaha, makanya jangan ngerjain orang. Tau kan gimana ga enaknya di kerjain. Lain kali jangan di ulang lagi yaa?"
"Iyaa deh Miline. I'm promise."
Jam pelajaran pun berlanjut dan pada hari itu aku menemukan temen baru, yaitu Coli.

*

Sewaktu jam pulang sekolah, aku menanti sms dari pacarku, Andi.
Sudah 3 minggu ini dia tidak ada kabar dan tidak mau ngerespon semua sms send all ku.
Aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri..
Ada apa dengan hubungan kami? Apa aku ada salah ama dia yaa? Apa aku ada nyakitin perasaan dia yaa? Apa aku terlalu maksa yaaa? Ahh bingung..

Tiba-tiba ada yang mendorongku dari samping.
Aku ga tau apa dia sengaja atau dia hampir terjatuh,
Aku langsung menatap orang yang sudah mendorongku tadi dan kudapati seorang cowo yang bertampang agak lumayan bagus, tapi gayanya dekil banget.
Dia menatapku dengan wajah penuh amarah, seakan-akan dia akan memukulku, lalu menendangku, mengikatku, menancapkan pisau ke perutku, lalu aku di mutilasi.
 (Ahh, adegan ceritanya terlalu maksa. Gini nihh karna kebanyakan nonton sergap)

“Ehh, kalo jalan yang cepet dong, lambat banget sih jalannya, ngalahin jalannya keong”, ucapnya padaku.
“Ya ampun, nih orang punya otak ga sih. Udah dia yang salah, dia yang ngedorong aku, bukannya minta maaf malah nyolot”, gumamku dalam hati.
“Heh, kau itu siapa sihh? Udah tau salah malah marah-marahin orang. Nyadar dong! Minta maaf lah gitu, ini malah marah-marahin aku”, ujarku sambil menunjuk-nunjuk cowo itu.
Dari kejauhan terlihat sosok Coli samar-samar lalu dia berteriak, “Woii, Har, jangan ganggu cewe ku lah.  Kayak ga ada kerjaan aja gangguin cewe, mental tempe kau beraninya sama cewe, kalo berani samaku lah main.”
“Apa urusan kau sama nih cewe? Emang kau kenal ama dia? Lumayan juga sihh, tapi kayaknya ga mungkin lah dia ini cewemu. Ga cocok banget sama tampangmu itu. Kenapa? Kau cemburu liat aku deketin dia? Dia aja ga keberatan di gangguin samaku. Iya kan sayaaaang?
“Sialan kau Har, ga punya otak kau. Kuhajar juga kau”, kata Coli siap-siap melayangkan pukulan.
“Ehh, udah-udah ga usah berantem. Masalah kecil aja di besar-besarin. Udah deh, ga usah pada ribut kalian berdua, malu dong di liatin ama satu sekolahan”, teriakku kepada mereka berdua lalu beranjak pergi dari antara mereka.
“Ehh Miline tunggu, mau kemana kamu?”, teriak Coli dari kejauhan.
Aku ngga menanggapi pertanyaan Coli dan aku langsung pergi menjauh dari mereka, beranjak pulang kembali kerumah.

Kebetulan rumahku ngga jauh dari sekolah.
Lagi pula hari masih sore dan enaknya sih pulang kerumah dengan berjalan kaki, sekalian melihat-lihat pemandangan sore hari.
Di sepanjang perjalanan pulang, aku tak henti-hentinya memikirkan kejadian yang tadi berlangsung.
Aku senyum-senyum sendiri membayangkan ketika Coli berusaha membela ku dari cowo yang mendorongku tadi.
Sampai-sampai aku ngga menyadari kalo dari tadi ada anak kecil yang memandangiku sewaktu aku senyum-senyum sendiri.
Aku tidak sengaja mendengar percakapan kecil mereka.
“Ma, ma, kakak itu aneh yaa senyum-senyum sendiri”, kata anak kecil itu kepada ibunya.
“Iya nak. Mungkin kakak itu lagi jatuh cinta makanya senyum-senyum sendiri”, kata ibunya.
Hahahahahahaha, ada-ada aja sih ibu itu. Masa sih aku lagi jatuh cinta? Ga mungkin aja lagi, ucapku dalam hati.

Sesampainya di rumah, aku langsung mandi, berganti pakaian, dan langsung bergegas untuk tidur.
Berhubung besok hari Minggu, aku bisa bersantai deh.
Aku memandangi langit-langit kamarku dan berusaha untuk memejamkan mata, tetapi yang ada hanyalah bayangan Coli.
Kucoba ‘tuk menghilangkan dia dari bayanganku, tapi ternyata ga bisa.
Akhirnya,
malam itu aku ga bisa tidur dan hanya memikirkan Coli.
Ohh Tuhan, apakah aku suka sama Coli? Kenapa dia yang ada dalam benakku sekarang?
Ahh, ga mungkin juga lah aku suka sama dia..
Aku kan udah punya Andi, ga mungkin aku ngelupain dia.
Sadar Miline, sadaaaaaarr !
Kalimat itu terus ku ucapkan sampai akhirnya aku bisa menutup kedua mataku.
Benar-benar hari yang melelahkan..


Keesokan harinya aku datang ke sekolah dengan cepat.
Ngga tau kenapa kok tiba-tiba badanku bisa di ajak pergi cepat ke sekolah.
Biasanya juga datengnya pas-pas jam mau bel kok.
Tumben-tumbenan nihh sayaaa, ckck.

Sewaktu berjalan memasuki lorong kelas,
tiba-tiba ada seseorang yang dengan sengaja menghadang langkahku.
Yapp, ternyata dia adalah Coli.
"Line, aku mau ngomong bentar sama kamu soal masalah yang semalam", kata Coli dengan tatapan lurus.
"Udahlah Col, lupain aja yang semalam. Aku udah ga pengen ungkit-ungkit itu lagi. Aku udah maafin dia kok, lagian salah aku juga kali yaa jalannya lambat kayak keong" ujarku dengan nada datar.
"Ngga itu emang salahnya si Harry, pokoknya dia harus minta maaf sama kamu. Emang dia harus di kasih pelajaran."
"Ohh, jadi namanya Harry ?" tanyaku heran.
"Iyaa, kamu tahu Lin ?"
"Hmm.. Pantesan aja dia nyebelin, ternyata dia toh Harry yang anak bandel dari 10-D."
"Iyaa, dia emang agak bandel sihh, tapi udah ahh kok jadi ngomongin dia. Ntar deh aku suruh dia minta maaf sama kamu."
"Ga minta maaf juga gapapa kok Col, ga masalah samaku."
"Hmm.."

Hening.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu Craig David feat. Sting - Rise And Fall

Love Myself

people come and go (but Jesus always there beside us)