Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

middle income trap pt.1

nama gue, Je. umur, 25 tahun. kerjaan, puji Tuhan, karyawan tetap. gaji, mendekati 2 digit. gue disini mau sharing dikit kehidupan gue di usia gue 22 tahun disaat first jobber gue, dan disaat gue menikmati masa-masa puncak remaja gue. di umur 22 tahun, gue dapet kerjaan tetap, ga beberapa lama setelah gue tamat kuliah. bisa lo bayangin betapa bahagianya gue dimasa itu? yap, disaat itu gue terkena syndrome yang millenials sebut "middle income trap" dengan gaji yang udah cukup lumayan, diatas 5mio, status TK/0, tanggungan tidak ada, lo bisa bayangin hidup gue se-YOLO dan se-MOFO apa? tiap hari kerjaan nongkrong. bosen dikit cabut ke mall. kecengin cewe sana-sini. ajakan orang-orang gue terima aja gitu. dikit-dikit bosenan. kerjaan seneng-seneng aja. ehh, tapi, kalo kerjaan tetap maksimal dong. gue sadar itu adalah sumber penghasilan utama gue, ga mungkin gue selumbar di kantor dong yhaaaaa. yang gue sesali di masa itu adalah, yah itu tadi, syndrome &q

don't play pretend

Kamu, iya kamu. Yang lagi baca tulisan ini. Sadar ga kamu, kamu lagi terjebak dalam perasaan dan pemikiranmu sendiri? Kamu terlena dengan perhatian orang-orang disekitarmu. Kamu menikmati alur cerita yang sekarang sedang terjadi. Kamu menyenangi perhatian-perhatian kecil yang sekarang terjadi di kamu. Kamu salah. Kamu salah mengartikan. Itu hanya perhatian biasa. Hanya sekedar aja. Bukan untuk di baperin. Bukan untuk di pikirin. Bukan untuk di impiin. Kamu yang lelah nanti sama imajinasi kamu. Kamu nanti capek baper sendiri. Kamu nanti capek dengan pemikiran sendiri. Kamu nanti lelah dengan hatimu. Cukup. Don't play pretend. Jangan merasa terlena dengan perhatian ini. Berhenti, Ingat prioritas tahun ini apa aja. Udah sampai mana progress kamu? Wake up.

miss-communication

kita salah paham. kita salah mengartikan. kita salah berucap. kita salah mengemukakan isi hati dan pikiran kita. seringkali, di kehidupan kita sehari-hari, hal ini terjadi, dan ini merupakan masalah serius. mengapa? karena kurangnya kejujuran dalam suatu komunikasi. tidak berterus terang. banyak pemikiran, kehati-hatian dan kerahasiaan didalam setiap ucapan yang kita keluarkan. kadang, takut juga, salah pilih kata-kata. akhirnya, sebuah komunikasi yang sedang terjadi hanya berputar-putar disitu aja. padahal, komunikasi adalah suatu jembatan penghubung diantara kita. tapi, jika berkomunikasi saja sulit, bagaimana cara kita mengutarakan isi hati dan pikiran kita?

your hands

genggamanmu. sentuhan tanganmu. tak pernah lepas dan selalu erat. selalu, engkau duluan yang menarik tanganku. mendekap erat setiap jemari tanganku. kau mengusapnya. menatapnya mendalam. kau berikan ciuman kecil di punggung tanganku. begitu hangat, romantis. kadang ku tak sadar. di kala aku sibuk menatapmu, kau sudah menggenggam tanganku. ku hanya bisa tersenyum, bahagia. ku merasa nyaman, di dekatmu. ku suka dirimu yang seperti itu. romantis, apa adanya. duduk berdua, di bangku kayu. bukan di taman, tapi di cafe outdoor yang sering kita datangi bersama. mendengar alunan lembut denting piano dari yiruma, kadang juga acapella dari sabrina. kadang, kita ikut bernyanyi dan hanyut dalam melodi lagu yang kita dengar. bahkan kita sudah hapal list lagu yang ada di cafe itu. kala itu, semua indah. genggaman tanganmu pada saat itu sangatlah berharga. bermakna mendalam. menunjukkan seberapa besar dan tul

Living in a Dualistic Reality (Embracing the Good and Bad in our life)

Tidak ada manusia yang mau mengalah. Tidak ada manusia yang tidak ingin menang. Tidak ada manusia yang puas terhadap dirinya. Tidak ada manusia yang tak lepas dari ego pikirannya. Sedikit orang yang mau mengerti. Sedikit orang yang mau saling menolong. Sedikit orang yang benar-benar peduli terhadap sesamanya. Sedikit orang yang mendengar suara hati nuraninya. Contoh di atas adalah sedikit dari realita kehidupan yang kita hadapi saat ini. Banyak lagi, tidak hanya Good and Bad. Tapi ada juga yang hidup di antara keduanya. Tidak hanya dualistic, tapi banyak lagi paham-paham yang bermunculan. Itulah yang harus dihadapi.. Setiap saat, waktu, detik, musim, hari, bulan, tahun dan seterusnya.. Kedewasaan memang penting. Tapi yang mendasari segalanya adalah akal pikiran kita dan keberadaan kita yang mau menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Kita mau hidup kita diubahkan. Kita mau hidup kita diperbaharui. Kita mau hidup kita diselamatkan. Tapi, kita lebih sering men

#2019lebihbaik

Mau sedikit bercerita.. Awal tahun 2019 ini sangatlah tidak mudah buat saya... Mulai dari jatuh, hp rusak, barang-barang hilang, diperlakukan tidak adil dilingkungan saya, penilaiannya yang salah, dan banyak lagi... Tapi tidak serta merta juga saya marah dan sakit hati dengan apa yang saya alami sekarang.. Mungkin, Tuhan sedang mengingatkan saya, dengan cara ini, bahwa 2018 lalu, saya terlalu menikmati berkat yang saya terima, saya kurang menyadari, tujuan utama berkat itu diberikan Tuhan bagi saya.. Tapi dibalik itu juga, Tuhan menghadirkan orang-orang luar biasa di awal Tahun ini.. Teman baik, teman lama, sahabat, keluarga jauh, keluarga dekat, selalu ada yang datang disaat kesedihan melanda.. Sungguh, sekali lagi, saya dibuat heran oleh rencanaNya, apa dibalik semua ini, tapi satu yang saya yakini, rencana Tuhan selalu rencana baik, untuk membuat saya, anaknya yang lemah ini kembali sadar sama prioritas, sama mana yang harus dikerjakan, terutama semakin menyadar