"tuan putri, apa yang engkau lakukan di tengah hutan ini?"
suara itu menelisik, mengejutkanku.
rupanya, ia seekor semut.
ia berjalan sendiri, tanpa ada yang menemaninya.
sepertinya, ia juga enggan untuk memasuki hutan ini.
"aku telah kehilangan arah, sepertinya aku berjalan tanpa memikirkan apapun, sehingga aku tersesat, aku masuk ke dalam hutan ini, tanpa sepengetahuanku."
"pikiran apa yang mengganggumu, sampai kau tidak menyadari kemana hendak kakimu melangkah?"
"mengapa engkau mengikuti pikiranmu, padahal hatimu pun sudah berulang kali mengingatmu untuk tidak mempercayai pikiranmu sendiri?"
"salahmu sendiri tuan putri, kau terlalu mengandalkan pikiranmu"
"sekarang, kemana hendak engkau melangkah? sedangkan aku, sudah berulang kali berusaha untuk keluar dari hutan ini, tetapi aku tetap berulang kali kembali ke tempat yang sama"
"hutan ini, aku tidak tau dimana itu berawal dan dimana itu berujung, karena disini terlalu gelap, terlalu sepi, bahkan bias cahaya pun enggan untuk melewati celah hutan ini"
suara itu menelisik, mengejutkanku.
rupanya, ia seekor semut.
ia berjalan sendiri, tanpa ada yang menemaninya.
sepertinya, ia juga enggan untuk memasuki hutan ini.
"aku telah kehilangan arah, sepertinya aku berjalan tanpa memikirkan apapun, sehingga aku tersesat, aku masuk ke dalam hutan ini, tanpa sepengetahuanku."
"pikiran apa yang mengganggumu, sampai kau tidak menyadari kemana hendak kakimu melangkah?"
"mengapa engkau mengikuti pikiranmu, padahal hatimu pun sudah berulang kali mengingatmu untuk tidak mempercayai pikiranmu sendiri?"
"salahmu sendiri tuan putri, kau terlalu mengandalkan pikiranmu"
"sekarang, kemana hendak engkau melangkah? sedangkan aku, sudah berulang kali berusaha untuk keluar dari hutan ini, tetapi aku tetap berulang kali kembali ke tempat yang sama"
"hutan ini, aku tidak tau dimana itu berawal dan dimana itu berujung, karena disini terlalu gelap, terlalu sepi, bahkan bias cahaya pun enggan untuk melewati celah hutan ini"
Komentar
Posting Komentar